Pembiayaan Usaha Baru


Pembiayaan adalah suatu modal yang deiperlukan untuk membuat suatu usaha. Pembiayaan sendiri merupakan hal yang paling vital dalam pembuatan usaha baru. Yang paling utama pembiayaan biasanya menggunakan uang modal, terkadang modal yang besar dibutuhkan untuk membuat suatu usaha baru. Namun tidak sedikit pula usaha yang mebutuhkan modal kecil tapi menghasilkan keuntungan yang besar.
Mengembangkan suatu usaha baru akan memerlukan pembiayaan yang tidak sedikit karena begitu banyak sehingga harus melakukan suatu usaha kerjasama dengan pihak lain dalam pencarian modal usaha sebanyak banyaknya jika sudah mempunyai modal yang memungkinkan maka akan meringankan beban.

1.     Masalah dalam pencarian modal Dalam usaha pencarian modal pastinya akan menemui masalah-masalah didalamnya mulai dari masalah yang mengarah pada sistem bisnis maupun akan kebutuhan suatu modal. Beberapa masalah yang sering ditemui dalam pencarian modal antara lain:
a. Kurangnya ketajaman bisnis (misal : tidak jeli melihat peluang, tidak dapat mengadaptasi masalah dengan baik)
b.  Kurangnya pengalaman bisnis
c.  Harus dapat mengidentifikasi lebih dahulu kebutuhan modal (baik secara finansial maupun berupa mesin)
d.  Harus ada proyeksi laba dan proyeksi mengenai tingkat pengembalian investasi
e.  Harus ada identifikasi tujuan dari penggunaan modal usaha

2.     Pembiayaan Bisnis
Suatu pembiayaan bisnis sangat mengutamakan akan biaya yang berhubungan langsung dengan sistem transaksi barang / jasa dan sebelum melakukan pembiayaan bisnis seorang wirausaha haruslah terlebih dahulu melakukan suatu identifikasi yaitu:
a.  Identifikasi usaha yang akan dijalankan
b.  Identifikasi sumber pembiayaan
c.  Identifikasi sumber pembiayaan terbagi kedalam dua bagian yaitu
d.  Internal (modal perusahaan)
e.  Eksternal (investor, kredit bank)
f.   Menetapkan prioritas bisnis
g.  Tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis
h.  Pendanaan tahap awal
i.   Pendanaan ekspansi atau perkembanganPembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts

3.   Penentuan Hubungan Finansial Perusahaan Untuk melakukan usaha terlebih dahulu wirausahawan melakukan identifikasi awal, dan memperhitungkan berapa jumlah modal yang dibutuhkan. selain itu juga seorang wirausaha harus ada perencanaan financial yaitu:
a.  Perencanaan likuiditas (dipusatkan pada perencanaan aliran kas perusahaan)
b.  Perencanaan laba (proyeksi perolehan laba)
Ada beberapa cara untuk memproyeksikan kebutuhan kas : Proyeksi laporan laba/rugi Proyeksi laporan neraca

4.     Analisa Peluang Pokok
Analisa peluang pokok merupakan suatu teknik untuk menentukan volume penjualan yang harus dicapai, agar tercapai posisi impas / pulang pokok (perusahaan tidak mendapat laba tapi juga tidak menderita rugi). Analisa Pulang Pokok adalah proses menghasilkan informasi yang mengikhtisarkan berbagai tingkat keuntungan dan kerugian yang berkaitan dengan berbagai tingkat produksi.

5.     Mencari Sumber Modal Usaha
Sebelum melakukan pencarian modal usaha, seorang wirausahawan juga terlebih dahulu melaksanakn penilaian terhadap kelayakan usahanya tersebut. Pencarian sumber modal berasal dari:
a.  Modal perusahaan
b.  Modal patungan (perusahaan dengan investor)
c.  Modal dari investor
d.  Modal pinjaman dari bank

6.    Hubungan dengan Pemodal
Menjalin suatu hubungan yang baik dengan pemilik modal sangat lah penting dikarenakan pemilik modal adalah sesorng yang penting daslam kelangsungan dalam suatu usaha, berikut adalah cara menjalin hubungan dengan pemilik modal diantaranya:
a.  Harus ada struktur kesepakatan antara perusahaan dengan pemodal
b.  Membina hubungan jangka pendek maupun jangka panjang
c. Melaksanakan tanggung jawab dengan baik, terutama dalam penyelesaian pengembalian modal

7.     Penilaian Perusahaan
Seorang wirausahawan perlu melakukan penilaian terhadap kinerja manajemen termasuk kepada seluruh anggota perusahaan penilaian hasil usaha dengan melakukan evaluasi pada laporan perusahaan, diantara nya seperti:
a.  Laporan laba / rugi Laporan neraca Laporan perubahan modal
b.  Laporan arus kas
c.  Melakukan evaluasi eksternal (melalui angket/kuis)

8.    Sumber-sumber permodalan
Umumnya dana permodalan dapat diperoleh dalam 3 cara, antara lain:
a.  Dana Sendiri
Menggunakan dana sendiri paling banyak dilakukan oleh pengusaha dalam memodali usahanya. Pemakaian dana ini dimungkinkan bila memiliki simpanan uang tunai di bank ataupun berupa reksadana. Dengan dana pribadi ini, kita bisa lebih fleksibel dalam pemakaian jumlah dana sewaktu-waktu, serta bebas mengalokasikan dana sesuai dengan keputusan sendiri. Sekaligus anda akan terbebas dari bunga, pemotongan keuntungan dan tidak perlu membagi hasil dengan pihak lain. Meskipun demikian terkadang menggunakan dana sendiri juga memilki kelemahan seperti kurangnya kontrol dalam pemakaian dana, lalai dalam pencatatan keuangan, dan bila merugi maka harus menanggung kerugian sendiri
b.  Dana Pinjaman
Jika anda tidak mempunyai simpanan dana pribadi dan kekurangan dana, maka alternatif lainnya adalah dana pinjaman. Berikut ini adalah berbagai macam alternatif dana pinjaman (terutama kredit perbankan):
·         Kredit Usaha
·         Kredit Tanpa Agunan (KTA)
·         Kredit BPR (Bank Perkreditan Rakyat)
·         Leasing atau Lease Back
·         Perum Pegadaian
·         Koperasi
·         Pinjaman BUMN
·         Pinjaman Departemen
c.  Dana Gabungan Usaha (joint) Kalau memiliki teman atau kerabat yang berpotensi memiliki dana lebih dapat dinegosiasikan untuk ikut serta menjadi pemodal dalam jumlah besar ataupun sebagian kecil dari bisnis anda. Usahakan membuat perencanaan konsep yang matang lalu lakukan presentasi dan kemudian negosiasikan mengenai kebutuhan modal, jumlah, jangka waktu, dan pembagian hasil dari keuntungan usaha setiap bulannya.

Dalam menentukan kelayakan pembiayaan untuk modal, wirausahawan harus menentukan jumlah maupun waktu dana dibutuhkan, di samping proyeksi penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Perusahaan menengah-kecil biasanya kesulitan mendapatkan modal; ini berbeda dengan perusahaan besar yang mempunyai potensi untuk berkembang. Tiga tahap pendanaan pengembangan bisnis adalah sebagai berikut:
1.     Pendanaan tahap awal
a. Pendanaan modal benih (seed capital) dalam jumlah yang relatif kecil untuk membuktikan konsep dan studi kelayakan finansial.
b. Pendanaan pemula (start-up) pengembangan produk dan pemasaran awal, tetapi tanpa penjualan komersial: pendanaan hanya untuk mengoperasikan perusahaan.
2.     Pendanaan ekspansi atau perkembangan
a.  Tahap kedua modal kerja bagi tahap pertumbuhan awal, tetapi tanpa kemampuan mendatangkan laba yang jelas ataupun arus kas.
b. Tahap ketiga ekspansi besar perusahaan dengan pertumbuhan penjualan yang cepat, pada titik pulang pokok atau tingkat keuntungan positif tetapi tetap perusahaan swasta.
c. Tahap keempat pembiayaan penjembatanan untuk mempersiapkan penawaran saham oleh perusahaan kepada masyarakat (kepemilikan oleh masyarakat).
3.     Pembiayaan akuisisi dan leveraged buyouts
a.  Akuisisi tradisional memperoleh kepemilikan dan pengendalian atas perusahaan lain.
b.  Leveraged buyouts. Manajemen perusahaan mendapatkan kontrol atas perusahaan lain dengan membeli dari pemilik yang sekarang.
c. Privatisasi. Beberapa pemilik/manajer perusahaan membeli saham beredar (outstanding stock), menswastakan perusahaan kembali.

Pembiayaan tahap awal biasanya sangat sulit dan sangat mahal untuk didapatkan. Pembiayaan modal benih misalnya, karena investor biasanya mempunyai dana minimum tertentu yang akan ditanamkan maka pendanaan yang kecil jumlahnya tidak menarik bagi mereka. Mereka jarang terlibat dalam tipe pendanaan ini kecuali pada kasus usaha dengan teknologi tinggi yang diusulkan oleh wirausahawan yang mempunyai prestasi bagus.
Pembiayaan ekspansi dan perkembangan lebih mudah diperoleh dibanding pembiayaan tahap awal. Pemodal memainkan peranan aktif dalam menyediakan dana pada tahap kedua, ketiga, dan keempat. Ketika perusahaan berkembang pada tiap tahap, dana ekspansi menjadi tidak begitu mahal.
Pembiayaan dalam pengembangan bisnis sifatnya lebih spesifik. Dana tersebut digunakan untuk aktivitas seperti akuisisi tradisional, LBO, dan privatisasi.

Komentar